Perkembangan bicara merupakan salah satu tonggak penting dalam tumbuh kembang anak. Umumnya, anak mulai mengucapkan kata bermakna pada usia 1 tahun, kemudian berkembang menjadi kalimat sederhana di usia 2–3 tahun. Namun, tidak semua anak mengikuti pola ini. Sebagian anak mengalami keterlambatan bicara atau yang dikenal dengan istilah speech delay.
Speech delay sering membuat orang tua merasa cemas. Anak seusianya sudah bisa berbicara lancar, sementara ia masih terbatas kosakatanya. Namun, perlu diingat bahwa keterlambatan bicara bisa disebabkan oleh berbagai faktor, baik medis maupun lingkungan. Kabar baiknya, banyak kasus speech delay yang bisa terbantu dengan stimulasi yang tepat dan konsisten di rumah.
Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai:
-
Apa itu speech delay.
-
Penyebab anak mengalami speech delay.
-
Tanda-tanda yang perlu diwaspadai.
-
Cara menstimulasi anak speech delay di rumah.
-
Kapan harus membawa anak ke dokter atau terapis wicara.
Dengan memahami hal-hal tersebut, orang tua bisa lebih tenang sekaligus sigap memberikan dukungan terbaik bagi perkembangan buah hati.
Apa Itu Speech Delay?
Speech delay adalah kondisi ketika perkembangan bicara anak lebih lambat dibandingkan standar usianya. Perlu dibedakan antara speech delay (keterlambatan berbicara) dan language delay (keterlambatan berbahasa).
-
Speech → kemampuan mengucapkan kata dengan jelas.
-
Language → kemampuan memahami, menyusun kalimat, dan berkomunikasi.
Anak dengan speech delay bisa saja memahami ucapan orang lain, tetapi kesulitan mengekspresikannya lewat kata-kata.
Penyebab Speech Delay pada Anak
1. Faktor Medis dan Biologis
Beberapa kondisi medis dapat menghambat kemampuan bicara anak, seperti:
-
Gangguan pendengaran. Anak sulit meniru suara jika tidak mendengar dengan jelas.
-
Kelainan organ bicara. Misalnya bibir sumbing atau masalah pada lidah dan langit-langit mulut.
-
Gangguan perkembangan otak/neurologis. Termasuk cerebral palsy, down syndrome, atau autism spectrum disorder (ASD).
-
Riwayat lahir prematur. Bayi prematur lebih rentan mengalami keterlambatan perkembangan, termasuk bicara.
-
Infeksi telinga berulang. Seperti otitis media yang mengganggu kemampuan mendengar.
2. Faktor Lingkungan dan Stimulasi
Lingkungan memiliki peran besar dalam perkembangan bahasa anak. Beberapa faktor yang dapat memengaruhi:
-
Kurangnya stimulasi. Anak jarang diajak berbicara atau dibacakan buku.
-
Screen time berlebihan. Terlalu lama menonton gadget tanpa interaksi membuat anak pasif.
-
Lingkungan multilingual yang tidak konsisten. Bahasa campur aduk tanpa pola jelas dapat membingungkan anak.
-
Kurang interaksi sosial. Anak jarang bermain dengan teman sebaya atau anggota keluarga.
3. Faktor Psikologis dan Emosional
-
Trauma atau stres. Pola asuh terlalu keras atau pengalaman negatif bisa membuat anak enggan bicara.
-
Selective mutism. Anak bisa bicara, tetapi memilih diam dalam situasi tertentu karena rasa cemas.
Tanda-Tanda Speech Delay yang Perlu Diwaspadai
Meskipun perkembangan anak bisa berbeda, ada patokan usia yang bisa menjadi acuan:
| ||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Jika anak melewati usia-usia tersebut tanpa perkembangan signifikan, sebaiknya segera dilakukan evaluasi oleh tenaga profesional. | ||||||||||||||||||||
Social Plugin